Kecerdasan Data Generatif

Peneliti UB kembangkan teknologi pengolahan madu

Tanggal:

MALANG, JAWA E., Indonesia, 19 April 2024 โ€“ (ACN Newswire) โ€“ Peneliti dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, Anang Lastriyanto, telah mengembangkan teknologi pengolahan madu yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah pada produk.

Peneliti Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, Anang Lastriyanto, dengan madu dan madu bubuk yang diproduksi dengan teknologi yang dikembangkannya, di kota Malang, Jawa Timur, Rabu (3 April 2024).
Anang Lastriyanto, peneliti Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, memproduksi madu dan madu bubuk dengan teknologi yang dikembangkannya. (Gambar: ANTARA FOTO, 16/April/24)

Menurut Lastriyanto, penelitiannya membutuhkan waktu 3.5 tahun untuk menghasilkan madu bubuk melalui proses terpadu. โ€œBelum banyak orang yang bisa menciptakan teknologi cara mengolah madu menjadi bubuk,โ€ ujarnya.

Penelitian tahap pertama yang didanai oleh Badan Pendidikan Endowment Fund Indonesia ini meliputi pengembangan langkah awal proses pengolahan madu dan pembuatan prototipe alat yang digunakan.

Pada tahun pertama, madu diolah dengan metode pasteurisasi dan pendinginan cepat atau vakum cooler, informasinya. Pengembangan proses pengolahan madu dilanjutkan pada tahun kedua dengan tujuan meningkatkan produksi hingga skala industri.

Untuk meningkatkan produksi, digunakan pasteurisasi dalam pengolahannya, namun produk akhirnya mengandung busa yang menunjukkan bahwa madu tersebut tidak berkualitas baik. โ€œMadu menjadi berbusa jika dipanaskan, sehingga belum tentu terjamin kualitasnya dan waktu pengerjaannya,โ€ jelasnya.

Namun, Lastriyanto mengatakan, melalui pendinginan cepat setelah pasteurisasi, masalah produksi busa saat pemanasan dapat teratasi. Selain itu, kandungan air pada hasil olahan madu pun berkurang.

Oleh karena itu, dalam dua tahun penelitian diperkenalkan sejumlah proses, mulai dari pasteurisasi, pendinginan cepat, penghilangan busa, dan pengurangan kadar air. Keempat proses tersebut diintegrasikan ke dalam teknologi pengolahan madu, atau proses โ€œ4 in 1โ€.

โ€œ4 in 1 itu proses pemanasan, pendinginan cepat, penghilangan busa, dan pengurangan air,โ€ ujarnya. Dijelaskannya, pada tahun ketiga pengembangan teknologi ini, fokusnya adalah pada produksi madu bubuk yang proses terpentingnya adalah formulasi.

โ€œDalam proses (pembuatan) madu bubuk yang terpenting adalah formulasinya. Kami menargetkan formulasi ini untuk madu akasia. Sebab, para peternak madu hutan akasia kesulitan memasarkan produknya karena harga yang turun,โ€ ujarnya.

Proses perumusannya dilakukan melalui proses penelitian dan evaluasi hasil secara bertahap. Formulasi yang saat ini sedang dipatenkan tersebut kemudian dilanjutkan dengan proses pemanasan pada madu yang diformulasikan.

Setelah dipanaskan, adonan mengembang lalu mengering menjadi gumpalan. Potongannya didinginkan lalu digiling menjadi bubuk madu. โ€œKalau terkena panas, adonannya memuai. Madunya dilindungi bahan (yang diformulasikan) dan dienkapsulasi,โ€ ujarnya.

Pada akhirnya, dalam perjalanan penelitiannya selama 3.5 tahun, Lastriyanto berhasil menghasilkan olahan madu terintegrasi, madu bubuk, serta mesin untuk mengolah madu.

Dalam jangka panjang, madu bubuk diharapkan dapat menjadi bahan baku sektor industri, baik untuk pasar domestik maupun internasional. Produk akhirnya juga dapat digunakan untuk menyuplai kebutuhan di negara-negara di Afrika dan Asia Tenggara.

Universitas Brawijaya: https://prasetya.ub.ac.id
Ditulis: Vicki Febrianto/Yashinta Difa, Editor: A Malik Ibrahim, HAK CIPTA ยฉ ANTARA 2024


Topik: Ringkasan siaran pers


Sumber: Universitas Brawijaya

Sektor: Sains & Nanoteknologi, ASEAN

https://www.acnnewswire.com

Dari Jaringan Berita Korporat Asia

Hak Cipta ยฉ 2024 ACN Newswire. Seluruh hak cipta. Sebuah divisi dari Asia Corporate News Network.

tempat_img

Intelijen Terbaru

tempat_img

Hubungi kami

Hai, yang di sana! Apa yang bisa saya bantu?